Internet telah membuat banyak orang menjadi “gila”.  Ada orang yang  
lebih mencintai internet melebihi rasa cinta kepada pasangannya. Ada  
juga orang yang rela tidak tidur demi chating dan browsing. Ada anak  
yang lebih memilih internet dari nasi. Dari orang dewasa hingga  
anak-anak memenuhi warung-warung internet, setiap harinya, karena  
“kegilaan” terhadap internet.
Terakhir Anda mungkin masih ingat  kasus-kasus artis atau tokoh yang 
“sengaja” melecehkan dirinya di  internet dengan menampilkan foto-foto 
vulgarnya, atau kasus selebritis  yang mengalami gangguan mental dan 
menggunakan internet sebagai sarana  mengaktualisasikan dirinya.
Berikut berbagai bentuk gangguan mental yang terjadi ketika  seseorang 
sedang online di internet, mungkin perlu diwaspadai  kalau-kalau salah 
satu gejalanya ada pada anda.
1. Gangguan  kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di 
saat online –  mengamuk karena mudah tersinggung Online Intermittent 
Explosive  Disorder/OIED)
Seperti para pembunuh berantai, orang yang  mengidap gangguan ini tampak
 normal pada awalnya.  Beberapa hari atau  jam sebelumnya mereka bisa 
saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu  atau komentar-komentar 
hangat.  Akan tetapi beberapa saat kemudian  berubah marah-marah dan 
mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung  perasaannya.
Di dalam kehidupan nyata disebut Intermittent  Explosive Disorder (IED –
 tanpa online) adalah suatu gangguan  pengendalian diri yang dapat 
membuat seseorang sanggup melakukan  tindakan sadis seperti membantai 
seluruh anggota keluarga, misalnya,  hanya dikarenakan makanan kesukaan 
mereka dihabiskan oleh salah seorang  anggota keluarga yang lain.  
Mereka cenderung akan mengamuk secara tidak  terkendali disebabkan 
situasi yang tidak dikehendaknya.
Kejadian  IED di dunia nyata hanya menimpa sekitar 6 % dari populasi, 
tapi di  Internet, anda akan menemukan OIED bisa menimpa hampir semua 
komentator –  seperti di Wikimu ini misalnya.  Dan tidak ada sesuatu pun
 yang bisa  mencegah mereka berbuat seperti itu; dari kemarahan normal 
dengan  memberikan komentar-komentar miring, sampai mengumpat dan 
mencaci maki –  hanya admin yang berkuasa menghapus komentar-komentar 
seperti itu.
Kenapakah hal itu bisa terjadi di Internet?
1.  Kebanyakan dari kita hanya bisa menahan hasrat untuk melakukannya di
  dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin bisa membuahkan sebuah 
tinju  ke wajah kita.
2. Di Internet kebanyakan pengguna menyembunyikan  identitas aslinya, 
sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati  dan kemarahannya 
tanpa khawatir reputasinya menjadi jelek.
3.  Karena pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat 
datar  dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada 
suara,  mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat tatap muka 
langsung,  sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, 
kasar dan  keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.
Bagian yang paling  aneh dari kekacauan kepribadian ini adalah mereka 
melakukannya – yakni  memberikan komentar bernada marah, mengumpat dan 
mencaci – dengan sambil  duduk santai, minum kopi atau sedang bercanda 
ria dengan teman di  sampingnya.
2. Toleransi rendah terhadap kekalahan dalam forum (Low Forum Frustration Tolerance/LFFT)
Bagi  orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa 
bahwa  postingnya sangat sempurna.  Seperti umumnya posting di internet 
yang  selalu mendapatkan tanggapan dan komentar, maka penulisnya hampir 
setiap  waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya.
  Jika  ia mendapat komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan 
cepat ia  akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.
Jika  tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan 
komentarnya  sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan 
tulisannya.
Di  alam nyata gangguan ini disebut Low Frustration Tolerance (LFT) yang
  digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau  
penghindaran dari rasa sakit dengan segera.  Pada awalnya mirip dengan  
perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan  
berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera  
mendapatkan apa diinginkannya.  
Seseorang dengan LFT sangat  tergila-gila dengan pekerjaan yang sedang 
dilakukannya sehingga hal-hal  lain dalam hidupnya seakan-akan berhenti.
  Hal itu sebenarnya adalah  wujud dari obsesi yang berlebihan dan tidak
 logis, sehingga mereka  melupakan hal-hal lain.
Kenapakah hal itu bisa terjadi di Internet?
Kegiatan  itu membuat kita menjadi tidak sabaran, karena ingin segera 
melihat  respon dengan dari pihak lain. Ketidaksabaran ini meminimalkan 
toleransi  terhadap serangan yang menimbulkan ketersinggungan.
3. Munchausen di Internet - tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom)
Diidap  oleh orang-orang yang bersembunyi di balik perasaan tidak 
berdosa  (inosen), ketika pada suatu hari ia mengalami musibah; binatang
  kesayangannya, atau orangtua, atau mungkin sahabat karibnya meninggal.
   Atau barangkali gambaran tentang dia sendiri yang mempunyai suatu  
penyakit.  Dia menuliskan cerita-cerita kesedihan dengan mengharapkan  
simpati dari pembacanya.  Anda akan mengirimi orang ini doa-doa dan  
berbagai harapan, hadiah-hadiah dan anda berharap dia berhasil melewati 
 masa sulit dengan tabah.
Lalu, beberapa bulan-bulan kemudian,  tragedi lain membentur mereka.  
Sahabat baik mereka ditimpa bencana,  atau menjadi lumpuh karena sebuah 
kecelakaan, dan lain-lain.  Beberapa  bulan setelah itu, ayah mereka 
mati.  Terus berulang, berbagai cerita  duka mengisi hidupnya. 
Seakan-akan hidupnya dipenuhi kutukan atau  perasaan tidak berguna.
Di dalam kehidupan nyata gangguan ini  disebut Munchausen Syndrome (MS),
 suatu istilah yang diambil dari nama  seorang tentara Jerman, Baron 
Munchausen (Karl Friedrich Hieronymus  Freiherr von Munchausen, 
1720-1797) yang mengaku mempunyai banyak  pengalaman fantastik dan 
petualangan-petualangan yang mustahil, oleh  Rudolf Raspe kemudian 
dituliskan dalam sebuah buku berjudul The  Surprising Adventures Baron 
Munchausen.
MS adalah suatu kondisi  di mana seseorang dengan sengaja membuat 
kebohongan, menirukan, menambah  buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi 
diri sendiri agar sakit dengan  tujuan diperlakukan seperti orang sakit.
  Dalam 1951, Richard Asher  memakai istilah itu untuk orang-orang yang 
berkeliling dari satu rumah  sakit ke rumah sakit yang lain, dengan 
membuat berbagai cerita berbeda  mengenai penyakit-penyakit yang 
dideritanya.
Penderita kekacauan  ini membutuhkan perhatian berupa rasa simpatik dan 
kasihan dari orang  lain dengan menimbulkan kesan kesusahan dan 
kesulitan pada diri mereka.  Apabila sudah kecanduan, mereka sulit untuk
 menghapuskan kebutuhannya  akan rasa belas kasihan orang, dan akan 
merasakan hidup mereka  benar-benar kacau bila tidak melakukan sebuah 
sandiwara lagi.>
Kenapa hal itu bisa terjadi di internet?
Sangat  mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh 
kali  lebih mudah melakukannya di internet, karena tidak ada seorang pun
 bisa  memeriksa kebenaran fakta-faktanya.
Suatu kasus yang terkenal  adalah sebuah hoax di internet tentang 
seorang gadis bernama Kaycee  Nicole, 19 tahun, yang menderita Leukemia.
 Tokoh rekaan yang diciptakan  oleh Debbie Swenson, 40 tahun, ini 
menceritakan mengenai penyakit yang  diidapnya selama dua tahun di suatu
 jurnal online dan perjuangannya  menghadapi kematiannya.  Kaycee lalu 
“meninggal”, dan ketika tidak ada  berita mengenai pemakamannya di dunia
 nyata, maka sadarlah orang-orang  bahwa cerita itu hanyalah bohong 
belaka.
Dan di lain waktu,  Swenson mungkin masih bisa melakukan kebohongnnya 
berulang kali untuk  memenuhi kecanduannya.  Bisa saja dia membuat 
selusin cerita bohong  dengan karakter berbeda di internet dengan 
sumber-sumber yang dipalsukan  juga. 
4. Gangguan kepribadian yang tergoda untuk  memaksa orang lain pada saat
 online (Online Obsessive-Compulsive  Personality Disorder/OOCPD)
Gangguan kepribadian jenis ini bisa  dijelaskan dengan contoh kegilaan 
akan tata bahasa. Ketika orang  menemukan suatu kesalahan tata bahasa 
atau penulisan kata yang keliru  dari orang lain dalam sebuah posting 
atau komentar, maka dia langsung  menyerang dan dengan keras 
memproternya.
Dalam kehidupan nyata  disebut Obsessive-Compulsive Personality Disorder
 atau OCPD, tapi jangan  dikacaukan dengan Obsessive-Compulsive Disorder
 (OCD).  Orang-orang  dengan OCPD tidak melakukan ketaatan pada 
ritual-ritual aneh yang  dilakukan pengidap OCD, seperti mengetuk pintu 
harus tiga kali atau  memakan bagian ekor dari ayam goreng pada sesi 
terakhir setelah seluruh  dagingnya habis dimakan, dan lain sebagainya.
Tipe OCPD secara  sederhana mempunyai sebuah standar tegas luar biasa 
yang dengannya  tugas-tugas tertentu harus diselesaikan dengan sempurna.
 Biasanya mereka  bersikap tidak mau menerima dengan keras cara-cara 
lain yang  bertentangan dengan standar mereka.
Kenapa hal demikian bisa terjadi di internet?
Dalam  kenyataannya penderita OCPD merasakan ketakutan yang tidak logis 
 terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau  
dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan  
menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang 
 yang memperbaikinya.
Di Internet, setelah membaca setiap  komentar-komentar, orang normal 
akan menderita nasib yang sama.  Tata  bahasa yang keliru, pilihan kata 
yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang  membingungkan, mendesak anda 
untuk mengoreksinya.  Tidak sulit  merasakan keinginan untuk melatih 
diri menggunakan bahasa yang benar.
5.  Low Cyber Self-Esteem (LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri 
 yang rendah (Seperti seseorang yang dibenci setiap orang, tapi tidak 
ada  yang meninggalkannya)
Ada sebuah tempat bagi setiap orang di  Internet untuk merasa seperti di
 rumah sendiri.  Ketika anda dapat  mengisi sebuah kotak pesan dengan 
para penggemar sebuah situs tertentu,  tidak ada sesuatu yang merasa 
diasingkan.
Setiap forum, laman  chating, atau komunitas online lainnya tampaknya 
bisa memaksa orang –  yang tidak merasa betah sekalipun – untuk tetap 
tinggal.  Mereka  dipakasa agar tetap online.  Orang-orang ini tetap 
bebas untuk  meninggalkan situs setiap saat, tetapi anehnya mereka tidak
  melakukannya.
Di dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian perhatian.
Seseorang  dengan kebutuhan akan merendahkan diri atau perasaan harus  
terus-menerus dihukum untuk kesalahan-kesalahannya.  Seperti sebuah cara
  dari alam bawah sadar untuk merasa bahwa dunia sedang membalas  
dosa-dosa mereka, atau mereka hanya begitu tidak menghargai diri sendiri
  sehingga mereka tidak bisa mengumpulkan energi untuk membela diri.
Jika  sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi 
Online  Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana
  pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata.  Sehingga ketika anda  
mengatakan kepada seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual,  
mungkin dia akan menganggap hal itu penting dan dia dengan  
sungguh-sungguh akan melakukannya.
Tetapi yang lebih umum adalah  Online Attention Seeking Behavior atau 
kebiasaan mencari perhatian  secara online, yang siapa pun pernah 
melakukannya; ibarat menghabiskan  waktu jalan-jalan sore dengan seorang
 anak, dan si anak akan terbiasa  dan terus menuntut perhatian seperti 
itu.  Dan yang anehnya, seperti  anak-anak yang menganggap bahwa 
kemarahan orang lain adalah juga cara  memperoleh perhatian, maka ada 
yang beranggapan bahwa memperoleh  pelecehan seksual lebih baik daripada
 diabaikan.
Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?
Jika  anda berkata kepada seseorang, “Budi, pergi sana, kamu hanya bikin
  kacau”.  Bisa saja Budi akan marah atau sebaliknya, merasa bahagia  
karena anda sudah menyebut namanya dan mengakui keberadaannya.  Meskipun
  maksud anda mungkin menghinanya.
Tetapi jika anda mengetik  namanya di dinding facebook anda misalnya, 
maka dia bisa berpikir lain.   Ini bukan hanya sebuah perhatian biasa, 
tetapi sebuah perhatian global  yang bisa dibaca ratusan bahkan ribuan 
orang. Anda ketik “Budi pengacau”  dan dia berpikir bahwa hal ini 
mempopulerkannya.
Pencari  perhatian mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri
 sendiri  mendapatkan cukup ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya 
yang  intropet melalui sinyal-sinyal yang dikirimnya via keyboard.
6. Internet Asperger’s Syndrome
Seorang  blogger dan pengusaha Internet, Jason Calacanis menciptakan 
istilah  “Internet Aspeger’s Syndrome” untuk menguraikan perihal 
hilangnya semua  aturan sosial dan empati pada diri seseorang, 
disebabkan tanpa alasan  selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan
 sebuah benda mati;  berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada 
suatu waktu.
Beberapa  kasus bunuh diri yang direkam dengan webcam – yang sebagian 
mungkin  main-main – dan dipublikasikan di Internet. Untuk sekarang ini 
mungkin  kita tidak yakin bahwa hal itu benar-benar terjadi, tetapi 
sebenarnya  hanya masalah waktu.  Begitu juga dengan gambar-gambar 
penyiksaan,  penganiayaan dan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa 
orang anak didik  terhadap temannya di sebuah akademi itu.
Di dalam kehidupan nyata ini disebut Asperger’s Syndrome.
Hal  ini jarang didiagose tetapi sering kali diklaim bahwa sindrom ini  
adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan  
biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan
  ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal.  Mereka secara  
terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak  
mengetahui bahwa anda terganggu. Ada bagian dari otak mereka yang rusak.
Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?
Calacanis  menilai bahwa orang yang melakukan semua komunikasi online 
mereka  menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan 
kesan ada  kerugian yang sama pada diri sendiri.  Di dalam hal ini, 
ketika  kemampuan melihat respon dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal
 sudah  hilang, begitu juga dengan empati.  Maka hal yang anda 
beritahukan hanya  kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah 
sekelompok kata-kata  pada layar.  Sekelompok kata-kata kecil yang tidak
 berarti.
Sumber